Pengertian, Jenis-Jenis, dan Aspek Pemilihan Pondasi

    


    Pondasi adalah struktur bawah (sub strucuture) suatu bangunan yang berfungsi mendistribusikan beban bangunan ke tanah di bawahnya. Fungsi utama pondasi adalah untuk menopang beban bangunan dan mencegah penurunan atau pergeseran yang berlebihan. Pondasi sangat penting dalam memastikan stabilitas dan keamanan sebuah struktur.

    Perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan oleh pondasi ke tanah tidak melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan. Apabila kekuatan tanah dilampaui, maka penurunan yang berlebihan atau keruntuhan dari tanah akan terjadi. Jika tegangan tekan melebihi tekanan yang diizinkan, maka dapat menggunakan bantuan pondasi tiang untuk membantu memikul tegangan tekan pada dinding dan kolom pada struktur bangunan.

Pondasi memiliki beberapa pengertian menurut para ahli, antara lain:

  • Menurut Hardiyatmo (2002), pondasi adalah komponen struktur terendah dari bangunan yang meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan yang berada di bawahnya.
  • Menurut Gunawan (1991), pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang bertugas meletakkan bangunan dan meneruskan beban bangunan atas (upper structure/super structure) ke dasar tanah yang cukup kuat mendukungnya.
  • Sedangkan menurut Sardjono (1988), pondasi adalah salah satu dari konstruksi bangunan yang terletak dibagian bawah sebuah konstruksi, pondasi mempunyai peran penting terhadap sebuah bangunan, dimana pondasi menanggung semua beban konstruksi bagian atas ke lapisan tanah yang berada di bagian bawahnya.


Jenis-Jenis Pondasi

    secara umum pondasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal merupakan pondasi yang hanya mampu menerima beban relatif kecil dan secara langsung menerima beban bangunan. Sedangkan pondasi dalam adalah pondasi yang mampu menerima beban bangunan yang besar dan meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batuan yang sangat dalam. Adapun penjelasan dari masing-masing klasifikasi pondasi adalah sebagai berikut:

Pondasi Dangkal

    Pondasi dangkal merupakan jenis pondasi yang terletak di atas lapisan tanah yang cukup kuat dan stabil, yang biasanya tidak terlalu dalam. Pondasi ini digunakan untuk mendukung beban struktural dari bangunan di atasnya. Keuntungan utama dari pondasi dangkal adalah biaya konstruksi yang relatif lebih rendah dan waktu pelaksanaan yang lebih cepat dibandingkan dengan pondasi yang lebih dalam. Namun, penggunaan pondasi dangkal dibatasi oleh kekuatan dan stabilitas tanah di lapisan atas tanah.

Jenis-jenis pondasi dangkal meliputi:

    1. Pondasi batu kali

Pondasi batu kali harus dibuat dengan pasangan batu kali dengan kualitas baik, tidak mudah retak atau hancur. Adukan yang dipakai minimal 1 bagian semen dan 6 bagian pasir (1:6) dan harus mempunyai kekuatan tekan pada umur 28 hari minimal 30 kg/cm2. 

    2. Pondasi plat (Foot Plat)

Pondasi plat menopang beban struktural, maka diisyaratkan terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan mutu minimal K175. Pondasi telapak digunakan untuk mendukung beban titik individual seperti kolom struktural. Pondasi pad ini dapat dibuat dalam bentuk melingkar, persegi. Jenis pondasi ini terdiri dari lapisan beton bertulang dengan ketebalan yang seragam, tetapi pondasi plad dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom berat.   

    3. Pondasi plat menerus (Continues Footing)

Pondasi ini juga diisyaratkan terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan mutu minimal K175. Bentuk pondasi ini merupakan pengembangan dari pondasi plat karena antara pondasi plat yang satu dengan yang lainnya terlalu dekat jaraknya, sehingga saling overlap, lebih baik antar kolom-kolom dihubungkan menjadi satu lewat pondasi plat menerus.

    4. Pondasi sumuran

Pondasi sumuran digunakan apabila tanah dasar yang baik agak dalam letaknya serta di dalam tanah terdapat gangguan yang menghalangi pelaksanaan pembuatan pondasi. Pondasi sumuran juga dapat digunakan jika ada bahaya penggerusan tanah di bawah dasar pondasi oleh arus air, dasar sumuran harus benar-benar pada lapisan tanah keras.

    5. Pondasi rakit

Pondasi rakit adalah pondasi plat beton yang dibuat seluas bangunan di atasnya atau disebut pondasi plat setempat yang luas sekali. Pondasi ini digunakan untuk mendukung bangunan yang terletak pada tanah lunak atau digunakan bila susunan kolom-kolom jaraknya sedemikian dekat di semua arahnya, sehingga menggunakan pondasi telapak, sisinya berhimpit satu sama lain.

Pondasi Dalam

    Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah dasar atau tanah keras yang terletak jauh dari permukaan. Jika kedalaman pondasi dari muka tanah adalah lebih dari lima kali lebar pondasi (D > 5B) maka disebut pondasi dalam. Pondasi dalam digunakan apabila tanah dasar sebagai tempat peletakan pondasi tidak mempunyai daya dukung yang cukup untuk menahan beban yang bekerja di atas, atau apabila tanah dasar tersebut letaknya sangat dalam.

Berikut adalah jenis-jenis pondasi dalam:

    1. Pondasi Bore Pile

Pondasi bore pile adalah bentuk pondasi dalam yang dibuat di dalam permukaan tanah. Pondasi ditempatkan sampai kedalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lubang dengan sistim pengeboran atau pengerukan tanah. Setelah kedalaman sudah didapatkan kemudian dilakukan pengecoran beton pada lubang pondasi yang sudah dibor. Bore pile atau juga disebut pondasi sumuran, sering juga digunakan pada konstruksi besar maupun rumahan yang mempunyai daya dukung tanah keras berada pada kedalaman yang cukup jauh di atas permukaan tanah, sehingga tidak dimungkinkan untuk menggali atau menggunakan jenis pondasi dangkal, pondasi sumuran atau bore pile ini berbeda dengan tiang pancang, dimana pondasi ini dibantu oleh beton yang di masukkan ke dalam casing ataupun ke dalam tanah yang telah dibor.

    2. Pondasi Tiang Pancang (Pile Foundation) 

Pondasi Tiang pancang adalah jenis pondasi dalam yang biasa dijumpai pada konstruksi darat maupun laut, jenis pondasi ini digunakan apabila jenis strukturnya bersentuhan langsung dengan rawa, air, dan juga tanah yang memiliki daya dukung yang rendah pula, pondasi ini bertujuan menopang beban di atasnya lalu meneruskan beban tersebut melalui tiang pancang tersebut, berdasarkan jenis perpindahan bebannya, ada yang meneruskan beban dengan tahanan ujung (end bearing), ada juga meneruskan beban melalui kulit dari tiang pancang itu sendiri (friction pile).

Berdasarkan jenis bahan yang digunakan, pondasi tiang pancang terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut: 

  • Tiang pancang kayu : tiang pancang kayu merupakan tiang pancang yang berbahan kayu, yang biasanya dapat diambil di hutan dan kualitas yang bagus pula, biasanya kayu akan diberi pengawet agar tidak mudah lapuk lalu ujungnya akan diruncingkan, agar ketika dipancang, dapat dengan mudah menembus lapisan tanah, dan ada pula yang memberikan sepatu pada pancang ini agar ketika bertemu dengan bebatuan yang keras, pancang ini masih bisa menembus bebatuan tersebut. 
  • Tiang pancang beton : tiang pancang ini berbahan beton dan biasanya tiang pancang ini sudah dalam kondisi jadi, dimana kondisi awalnya di cor di tempat sentral, lalu di kirimkan ke tempat konstruksi, biasanya tiang pancang pra-cetak ini dibuat menggunakan penguatan biasanya dibuat untuk tegangan lentur selama proses distribusi. 
  • Tiang pancang baja : elain kayu dan beton ada juga tiang pancang berbahan baja, dimana tiang pancang ini sangat cocok digunakan pada pondasi atau tanah keras di kedalaman tertentu, tiang pancang baja biasanya berbentuk kotak dan ada juga yang berbentuk pipa, namun biasanya digunakan dalam bentuk pipa, dan juga tiang pancang baja ini juga dapat menahan benturan akibat proses pemancangan itu sendiri, dan pada tiang pancang ini proses penyambungan juga terbilang cukup mudah. 
  • Tiang pancang komposit : Tiang pancang ini merupakan tiang pancang tipe terakhir, dimana tiang pancang ini memadukan antara tiang pancang berbahan kayu, beton dan baja, contohnya ialah material kayu atau beton berada permukaan atas, dan material baja diletakkan pada permukaan bawah pondasi, seiring berjalannya waktu, tiang pancang jenis ini mulai ditinggalkan dikarenakan biayanya yang terbilang cukup mahal.

Aspek-Aspek Pemilihan Pondasi

    Perencanaan pondasi harus didasari beberapa aspek, antara lain yaitu; fungsi dari bangunan, jenis tanah, kedalaman tanah keras pendukung pondasi, maupun dari aspek biaya (finansial). Adapun penjelasan masing-masing aspek pemilihan pondasi adalah sebagai berikut: 

  1. Keadaan tanah pondasi : keadaan tanah di bawah pondasi erat kaitannya dengan pemilihan tipe pondasi. Hal ini dikarenakan setiap tipe pondasi memiliki bentuk serta mekanisme penyaluran beban yang berbeda tergantung pada kondisi tanahnya. Faktor tanah yang diperhitungkan antara lain jenis tanah, parameter tanah, daya dukung, kedalaman tanah keras dan sebagainya. 
  2. Batasan akibat struktur di atasnya : kondisi beban struktur atas dapat meliputi total besar beban akibat struktur atas, arah gaya beban baik beban vertikal maupun horizontal dan penyebaran beban serta sifat dinamis yang dimiliki oleh struktur tersebut. 
  3. Batasan keadaan lingkungan dari sekitar : batasan lingkungan yang dimaksud dalam poin ini ialah kondisi lingkungan sekitar proyek. Mengingat dalam mengerjakan suatu pembangunan perlu memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, sehingga diharapkan dalam melakukan pekerjaan bangunan tidak menggagu dan membahayakan lingkungan sekitar atau bangunan yang telah ada di sekitarnya. 
  4. Biaya dan waktu pekerjaan : faktor biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan perlu diperhatikan karena termasuk dalam manajemen konstruksi sebuah bangunan dan sangat berhubungan dengan pencapaian kondisi yang tepat dan ekonomis.

Baca juga : Bahan, Alat, dan Metode Pelaksaan Pondasi Footplat


Post a Comment for "Pengertian, Jenis-Jenis, dan Aspek Pemilihan Pondasi "