Apa itu Slump?


Dalam dunia konstruksi, keberhasilan sebuah proyek seringkali bergantung pada kualitas beton yang digunakan. Beton yang baik akan memberikan kekuatan, durabilitas, dan performa lainnya yang sesuai dengan kebutuhan struktural. Salah satu metode yang penting untuk memastikan kualitas beton adalah metode slump test. 

Slump test adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa kental adukan beton yang akan di produksi. Slump test dilakukan ketika beton segar telah diproduksi dibatching plant. Sebelum diantar ke pihak pemesan, dilakukan slump beton terlebih dahulu untuk mengetahui kekentalan dari adukan tersebut apakah terjadi kemerosostan (slump) atau sudah mencapai nilai slump beton normal.

Kemerosotan pada beton dapat terjadi pada proses pengadukan beton, hal tersebut bias terjadi karena jumlah air yang digunakan dalam proses pengadukan beton kemungkinan kurang atau terlalu berlebih. Jika jumlah air yang digunakan pada komposisi campuran beton terlalu sedikit maka berdampak pada tingkat kekentalan beton yang berkurang.


Prosedur Slump Test

  • Isi cetakan slump cone dengan beton segar sebanyak 3 lapis. Setiap lapisan harus dipadatkan secara seragam. Caranya adalah dengan mempadatkan dengan cara di rojok 25 kali menggunakan batang baja berujung bulat.
  • Setelah slump cone terisi penuh, ratakan bagian atasnya untuk membuang sisa beton
  • Pegang handle yang ada di bagian dasar cetakan kemudian angkat slump cone perlahan-lahan secara vertikal
  • Setelah Anda melakukan gerakan menarik cetakan, adukan akan merosot dan penurunan ketinggian harus diukur sampai 5 mm dari jarak terdekat dengan titik tengah


Interpretasi Hasil Slump Test

Berdasarkan hasil yang diperoleh, slump test mengklasifikasikan konsistensi beton menjadi beberapa kategori:

  • Slump rendah (kurang dari 25 mm): biasanya menunjukkan beton yang sangat kaku.
  • Slump sedang (25-75 mm): menunjukkan konsistensi beton yang baik dan umumnya digunakan untuk kebanyakan aplikasi konstruksi.
  • Slump tinggi (lebih dari 75 mm): menunjukkan beton yang sangat cair dan mungkin memerlukan penyesuaian komposisi atau penggunaan bahan tambahan untuk meningkatkan kekuatan dan kualitasnya.


Fungsi Slump Test

Slump test secara umum memiliki dua fungsi, antara lain:

  • Untuk menguji tingkat viskositas atau kekentalan adonan beton segar agar hasil akhirnya bisa mencapai nilai kuat tekan seperti yang diinginkan.
  • Fungsi lain dari uji slump test beton adalah agar beton yang diproduksi di batching plant akan sesuai dengan rencana kerja dari sebuah bangunan yang dibangun.

Demikia, telah admin jabarkan mengenai slump test, mulai definisi, prosedur, interpretasi, hingga fungsi-fungsinya. Tulisan diatas jauh dari kata sempurna, bila ada yang kurang, ataupun ingin menyampaikan kritik dan saran, silahkan tulis di kolom komentar di bawah. 

Sekian dari admin dan terimakasih.


Post a Comment for "Apa itu Slump?"