Jenis-jenis Agregat dan Klasifikasinya

Agregat termasuk salah satu bahan baku pembuatan beton. Jenis agregat sendiri dapat dibedakan berdasarkan berat, bentuk, tekstur, dan ukurannya.

A. Berat Agregat

Agregat menurut bobot berat yang dimilikinya bisa dibagi menjadi tiga jenis yaitu agregat ringan, agregat sedang, dan agregat berat. 

  1. Agregat ringan biasa dipakai untuk membuat struktur beton yang ringan dan sangat memperhatikan bobot totalnya. Penggunaan yang paling banyak terletak pada isolasi atau lahan untuk pra-tekan serta beton pra-cetak. Beton dari agregat ringan bersifat tahan api, namun ukuran pori-porinya cukup besar sehingga daya serapnya pun tinggi. Ada dua macam agregat ringan berdasarkan asal-usulnya yakni agregat dari proses pembekuan (expanding) dan agregat dari pengolahan bahan alam.
  2. Agregat sedang terbuat dari proses pemecahan batuan secara langsung dari sumbernya. Jenis batuan yang biasa dipakai untuk membuat agregat kasar meliputi granit, basalt, kuarsa, dan lain-lain.
  3. Agregat berat mencakup magnetic, barites, serbuk besi, dan agregat lain yang mempunyai massa jenis lebih dari 2800 kg/m3. Pemakaian agregat berat biasanya diperuntukkan kepada beton yang dirancang secara khusus untuk menangkal sinar ultraviolet. Baca juga : Perbandingan Material Bata Ringan dan Bata Merah Untuk Pekerjaan Dinding
B. Bentuk Agregat

Berdasarkan bentuknya, terdapat enam jenis agregat yang telah ditemukan antara lain : 

  • Agregat bulat yang terbentuk karena proses pengikisan oleh air atau pergeseran. Beton yang terbuat dari agregat bulat memiliki ikatan yang renggang sehingga kurang cocok dipakai untuk struktur yang mementingkan kekuatan. 
  • Agregat bulat sebagian/tidak teratur karena hanya sebagian sisi yang mengalami proses pergeseran. Agregat ini juga kurang bagus dipakai untuk membangun beton sebab daya ikatnya masih cukup lemah. Jika dipaksakan memakainya, penggunaan seman akan semakin boros. 
  • Agregat bersudut yang mempunyai sudut-sudut yang terlihat jelas di tempat-tempat perpotongannya. Jenis agregat ini bagus dipakai untuk membangun beton yang kuat sebab mempunyai ikatan yang kuat. Agregat bersudut juga cocok digunakan untuk membangun perkerasan kaku (rigid pavement). 
  • Agregat panjang memiliki ukuran lebih besar sampai 9/5 dari ukuran agregat rata-rata. Panjang agregat ini pun lebih besar daripada lebar dan tebalnya. Kemampuan ikatan yang dimiliki oleh agregat ini buruk karena mempunyai banyak rongga di bawahnya. Lakukan proses pengayakan untuk memisahkan agregat ini. 
  • Agregat pipih mempunyai ukuran tebal yang lebih besar dibandingkan panjang dan lebarnya. Kualitasnya sama seperti agregat panjang yang sangat buruk bila dipakai untuk membangun struktur beton. Ukuran terkecil dari agregat pipih yaitu 3/5 dari ukuran rata-rata. 
  • Agregat pipih dan panjang adalah agregat yang mempunyai panjang yang lebih besar ketimbang lebarnya. Sedangkan lebar agregat ini juga lebih besar daripada tebalnya. Agregat ini sangat tidak cocok untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan beton sebab ikatannya buruk. Baca juga Pengertian Agregat dan Klasifikasinya 
C. Texture Agregat

Jenis agregat ditinjau dari teksturnya ada lima macam, meliputi : 

  • Agregat halus (glassy) terbentuk oleh pengikisan air serta akibat patahan yang terjadi pada batuan halus atau batuan yang berlapis-lapis. Agregat ini membutuhkan air yang lebih sedikit daripada agregat kasar. 
  • Agregat berbutir (granular) mempunyai bentuk bulat dan teksturnya cenderung seragam. 
  • Agregat kasar berupa pecahan kasar yang terdiri dari batuan berbutir halus dan kasar yang mengandung bahan kristal tak kasat mata.
  • Agregat kristalin (crystalline) adalah agregat yang mengandung kristal yang dapat dilihat secara visual. 
  • Agregat sarang lebah (honey cumbs) memiliki pori-pori yang sangat terasa. Bahkan rongga-rongga yang ada di permukaan agregat ini bisa dilihat dengan jelas
D. Ukuran Agregat

Terdapat dua jenis agregat yaitu agregat kasar dan agregat halus 

  • Agregat kasar adalah agregat yang seluruh butirannya tertinggal di atas ayakan yang mempunyai lubang 4.8 mm (SII.0052,1980), 4.75 mm (ASTM C33,1982), atau 5.0 mm (BS.812,1976). 
  • Agregat halus adalah agregat yang seluruh butirannya mampu menembus ayakan yang memiliki lubang 4.8 mm (SII.0052,1980), 4.75 mm (ASTM C33,1982), atau 5.0 mm (BS.812,1976).


Post a Comment for "Jenis-jenis Agregat dan Klasifikasinya"