Jenis Jembatan berdasarkan Karakteristik Konstruksinya

Menurut fungsinya, jembatan memiliki adalah konstruksi yang dibangun untuk menghubungkan dua jalan yang  terputus sebab adanya hambatan seperti aliran sungai, jurang,jalan, dll. Secara kasat mata, semua jembatan seperti sama, namun ternyata terdapat beberapa perbedaan mendasar mengenai konstruksi. Fungsi jembatan bukan hanya sebagai alat penyebrangan, tetapi jembatan juga dijadikan objek wisata dan ikon sebuah tempat.

Jenis konstruksi  sendiri dapat mempengaruhi pembangunan sebuah jembatan, setiap jenis konstruksi jembatan memiliki karakterisik tersendiri. Berdasarkan karakteristiknya, jembatan terbagi menjadi 7, antara lain:

1. Jembatan lengkung

Jembatan lengkung adalah jembatan yang sudah adan sejak 3000 tahun yang lalu. Namun untuk jembatan lengkung modern menggunakan beton sebagai material pembuatan jembatan. Beban jembatan lengkung dihasilkan dari beban jembatan itu sendiri dengan beban hidup. Contoh dari beban hidup adalah manusia, kendaraan ataupun benda lainnya. 

Cara kerja jembatan lengkung yaitu membawa tekanan menuju pusat struktur,  batu kunci (keystone). Hal ini bisa disebut sebagai kompresi.

Namun jembatan dapat tidak stabil karena perubahan suhu. Alhasil  dalam desain jembatan lengkung, ada engsel di tiap alas maupun di tengah span. Keuntungannya agar  jembatan lengkung lebih adaptif dengan suhu lingkungan karena terjadi kontraksi material.

2. Jembatan balok

Jembatan balok merupakan jembatan pertama kali dibangun di dunia sehingga perancangannya terbilang mudah. Pembuatannya cukup menggunakan palang melintang yang menutupi span, dan penyangga pada tiap ujungnya. 

Kesulitan dari jembatan balok adalah tidak ada beban tumpu pada titik pusat jembatan. Alhasil untuk menumpu beban hanya mengandalkan beban dari tiap ujung jembatan. Dengan kata lain, makin jauh jarak abutment jembatan balok, struktur semakin tidak stabil.

Untuk mengatasinya, perlu memasang pier atau stachion sebagai penyangga beban pada titik tengah. Tujuannya agar jembatan balok mendapatkan kesetimbangan gaya. Contohnya dapat ditemukan pada Jembatan Yolo Causeway dengan panjang 3,2 mil (5,14 meter).

Gaya kompresi dari jembatan balok mendorong beban ke dalam pilar di tengah jembatan. Pada hal yang sama, gaya tarik menarik beban ke luar menuju abutment di ujung jembatan.

3. Jembatan kantiliver

Jembatan kantiliver dibangun dengan cara menambatkan pilar ke tanah secara vertikal. Tujuannya agar mampu menopang dek horizontal yang memanjang melintasi span. Salah catu contoh dari wujud konstruksi kantiliver adalah papan loncat.

Rangka batang merupakan material yang sering dipakai untuk menopang jembatan kantiliver. Beban rangka jembatan diambil dari deck dan dipindahkan menuju tiang penyangga. Tujuannya agar kantiliver dapat menahan tegangan (penyangga atas) dan kompresi (penyangga bawah).

Jembatan kantiliver terpanjang adalah Jembatan Quebec, Kanada dengan panjang 1800 kaki (299,721 meter). Panjang ini melebihi Jembatan Forth di Skotlandia.

4. Jembatan gantung

Sesuai namanya, jembatan gantung disebut setimbang ketika tiang vertikal terhubung dengan kabel suspensi. Kecilnya kabel utama untuk diikat, sehingga suspender vertikal memakai tegangan penahan dek jembatan. Dan gaya utamanya digunakan untuk untuk menopang jembatan.

Dahulu, jembatan gantung dibuat dengan papan katu yang diikat. Tetapi hadirnya teknik suspensi mendukung span panjang di atas saluran luas. Kelemahan jembatan gantung adalah mudah menghasilkan getaran karena bagian tertentu yang menyentuh tanah. 

Apabila jembatan gantung menghasilkan getaran dengan frekuensi tertentu maka terjadi resonansi, mudahnya adalah jembatan roboh.

5. Jembatan cable-stayed

Jembatan ini adalah varian jembatan gantung yang menghubungkan crossbeam yang menuju ke pilar. Walau tidak punya kabel utama, terdapat suspensi vertikal yang nempel di puncak menara. Suspender memakai tegangan agar dek jembatan tetap stabil. 

Jembatan Strömsund merupakan jembatan kabel modern pertama dari Swedia. Dengan struktur tiga span yang selesai pada tahun 1956 silam. Terdapat dek baja dan beton digantung oleh kabel diagonal dari dua tiang. 

6. Jembatan bowstring

Jembatan bowstring atau tali busur merupakan gabungan dari jembatan gantung dan jembatan lengkung. Memanfaatkan gaya dorong horizontal untuk mendukung struktur lengkung, seperti halnya dengan jembatan lengskung. Bedanya lengkungan ada di atas jalan, serta ikatan vertikal menurun untuk membantu decking. 

Pemilihan nama jembatan tali busur karena bentuknya menyerupai busur panah. Jembatan ini memakai kabel vertikal, bersamaan dengan kompresi lengkungan. Tujuannya agar jembatan tetap stabil dan sebagai penopang beban.

7. Jembatan truss

Jembatan truss mendistribusikan beban melalui section yang terpasang. Menggunakna balok struktural untuk jembatan kecil, dan gelagar kotak untuk jembatan besar. Rangka jembatan biasanya disambung dengan cara pengelasan atau sambungan paku. Hadirnya penopang vertikal dapat menahan beban jembatan. Rangka penopang diagonal membuat jembatan jadi stabil karena proses kompresi. 

Jembatan ini pertama kali dipakai pada abad ke-19 dengan memakai material kayu. Desain Pratt adalah desain truss yang terkenal. Desain ini menampilkan segmen diagonal ke arah tengah jembatan. 



Post a Comment for "Jenis Jembatan berdasarkan Karakteristik Konstruksinya"